Rabu, 01 Januari 2020

2019 menuju 2020 : Menyimak Renungan dan Langkah Kedepan

Tahun 2020 sudah masuk, diiringi dengan hujan deras. Namun, itu tak mempengaruhi kondisi tubuh yang sudah tak tertahan ngantuk yang luar biasa. Ya, saya selama dua hari mengalami kurang tidur. Saya dan istri siaga 24 jam, karena anak kami mengalami demam kejang. Selama dua hari dirawat di rumah sakit. Akan tetapi, tidak banyak hasil yang menggembirakan. Suhu shafa yang naik turun membuat saya berpikir keras. Tangisan dan kurang tidurnya anak saya membuat saya mengambil keputusan penting untuk membawa anak saya pulang ke rumah walau kondisi yang belum stabil. Keputusan penting sebelumnya juga sudah saya ambil ketika BPJS yang saya punya tidak memberikan hasil yang menggembirakan. Rumah sakit swasta ini banyak berdalih, kamar penuh, dan harus turun kelas atau naikkan kelas dengan membayar lagi. Obatnya harus dari bpjs, dan harus dirawat 3 hari. Aturan ini membuat meledak emosi, namun saya tak boleh marah dan panik, saya ambil keputusan untuk membayar dan mengambil kamar sendiri untuk anak agar proses penyembuhan berlangsung cepat. Akan tetapi, proses perawatan justru membuat anak saya pun tak nyaman, pemasangan infus membuat anak takut sehingga membuat menangis dan panasnya turun naik. jadi PR agar mungkin kedepannya infusan untuk anak-anak bisa lebih efektif. kedepannya juga menjadi evaluasi bagi kemekes juga untuk menghadirkan pelayanan rumah sakit yang humble, dengan perawatan medis yang juga cekatan sehingga bisa bagus seperti diluar negeri.  Disamping itu, juga saya mencermati biaya rumah sakit yang tinggi, sehingga program BPJS harus bisa disamakan dengan asuransi lainnya. Mungkin masih lebih bagus ASKES untuk program meskipun hanya diberikan potongan, tetapi pelayanan dan standar obat masih baik.

Seminggu sebelumnya saya menyempatkan nonton Habibie dan Ainun melalui poin of view Ainun. Luar biasa cita -cita menjadi dokter, bahkan saya terkesima bagaimana sulitnya menjadi dokter. Akan tetapi, perenungan saya hari ini, dokter sepertinya harus mengkoreksi kembali SDM nya. Dulu menjadi dokter tidak mudah, sekarang dengan bayar kursi ratusan juta bisa sekolah dokter. Maka banyak yang bilang untuk memilih dokter cocok-cocokkan, dan yang berpengalaman jadi pilihan utama. Semoga anak saya shafa kuat dan sembuh dan kembali energik ceria dan tersenyum.

Dalam pergantian tahun ini memang kalau kita melihat negara maju, euforianya sangat besar, momennya terasa. Hal ini juga dirasakan di Indonesia. pergantian tahun menjadi salah satu perayaan besar. Padahal yang kita tau waktu memang berlalu cepat, pepatah arab mengatakan  bahwa waktu itu ibarat pedang. Sudah banyak suka duka yang saya lalui bersama keluarga. Tantangan demi tantangan, masalah- demi masalah kami hadapi bersama. Berbeda pendapat, menurunkan ego, dan mengambil keputusan merupakan langkah-langkah yang selalu saya rasakan. Memang, untuk melihat kecendrungan dunia yang tidak pasti, maka saya harus bisa berstrategi, bersinergi, berkolaborasi, dan merendahkan hati untuk bisa melaluinya. Mengusir kekhawatiran, ketakutan, dan juga harus bisa mendobrak keresahan, agar kehidupan yang dijalani tetap on the track. Tentunya selalu bersyukur dan berdoa agar Allah selalu melindungi jalan kami dibawah naungan kebaikan.

Maka pergantian tahun ini hendaknya evaluasi diri, mempersiapkan diri untuk langkah kedepan dengan pondasi apa saja yang telah dilakukan di waktu sebelumnya. Terus belajar dan belajar dari detik, menit, dan hingga waktu dimensi terbesar .Saya harus bisa berlari kencang menyesuaikan kondisi zaman, membangun pondasi kokoh keluarga sakinah mawadah warohmah, mengemban amanah untuk ambil sepenuhnya peran bersama istri untuk mendidik, ,membimbing, dan mendampingi shafa supaya menjadi anak yang sholehah, sehat, dan tumbuh kembang dengan baik. Anak tidak boleh dianggap investasi, ini banyak sekali terjadi dikalangan orang tua. Anak kalau sudah bekerja harus memberikan feedback. Bukan itu, anak adalah sarana untuk memudahkan orang tua di akhirat. Jika kita didik baik maka insha Allah anak yang sholeh dan sholehah menjadi bantuan ketika yaumil hisab nanti. sebaliknya, jika tidak didik hanya untuk investasi dunia, maka bisa jadi akan memberatkan kita nanti diakhirat. Maka yang berbangga bangga anaknya kerja di A, B, dan C yang selalu diutarakan dan dibangga-banggakan dengan gaji yang besar, maka cek lagi apakah itu tujuan kebahagian ? jangan-jangan bisa membahayakan di akhirat kelak.


Pada akhirnya, pesan dari rasulullah melalui hadistt menjadi pegangan kunci :" Hari esok harus lebih baik dari hari kemarin, maka celakalah bagi mereka yang hari esoknya lebih buruk dari hari kemarin"