Minggu, 13 September 2020
Kerang BULU
Selasa, 08 September 2020
Cetak Biru Industri Pengolahan Perikanan
Ide ini muncul ketika tawaran dirjen PDS kepada MPHPI, bagaimana industri pengolahan perikanan harus mempunyai langkah konkri demi menopang perekonomian masyarakat. Saya langsung berpikir, kenapa sudah lama adanya kementerian kelautan perikanan, sudah beberapa kali ganti menteri, dan juga dirjen kenapa cetak biru industri ini sulit untuk dirumuskan? ini lah yang menjadi pemikiran saya belakangan ini, ada apa dengan industri perikanan kita saat ini, apakah sudah on the track atau masih mencari bentuk yang ideal?
berbicara industri pengolahan perikanan tentu kita akan menyinggung banyak aspek, mulai dari sekotr bahan baku hingga sumberdaya manusianya. Belum lagi regulasi yang mengatur. Kompleksitas ini yang menjadi faktor bagaimana industri pengolahan perikanan indonesia masih kalah bersaing dengan thailand dan vietnam.
Di masa pandemi ini, industri perikanan kita bisa berada pada posisi 50:50, walaupun data terkahir menunjukkan bahwa ekspor masih meningkat. posisi ini sungguh rawan. Industri pengolahan perikanan bisa jadi pemenang atau bisa jadi pecundang. mulai dari bahan baku dan logistik seta investasi berdampak akibat pandemi, belum lagi kita hitung hitungan dengan UMKM yang juga ikut ikutan hancur. Beberapa program pemerintah ditawarkan, baik menarik investasi dibidang pengolahan perikanan yang masih rendah hanya 3, 2%, bedah umkm, stimulus ekonomi bagi stakholder perikanan terutama UMKM yang terdampak, program bantuan nasi ikan dll ini ternyata masih belum berdampak signifikan. Sampai saat ini, kita bisa melihat UMKM masih tertatih-tatih, industri besar mengalami kendala dengan logistik. Pengolahan tradisional dibidang perikanan pun tidak bisa berbuat banyak, omset turun, toko toko sepi pengunjung akibat PSBB, tentunya ini akan menjadi tantangan kedepan sampai pandemi berakhir.
logis memang, disaat pandemi ini tawaran bu dirjen ini harus disikapi secara serius. Impact na yang terlihat sebenarnya di konsumsi ikan yang harus meningkat, disamping imunnya meningkat, yang makan juga harus meningkat. UMKM harus hidup walau kondisi apapun, Industri besar tidak boleh sampai rugi, dan SDM nya juga jangan sampai banyak di PHK. Road map industri pengolahan perikanan harus jelas, minimla jangka pendek hingga jangka panjang. Pandemi ini mengajarkan semua bahwa strategi jangka panjang harus disiapkan, menghadapi perubahan, disruption, dan era juga harus diperhatikan.
ada beberapa langkah kedepan yang harus dilakukan segera oleh pemerintah terutama sekotr pengolahan, perikanan, yaitu integrasi pengolahan yang berbasis komperhensif, contohnya menyelesaikan aksi perpres no 33 tahun 2019 terkait rumput laut, menyelesaikan perpres ikan sebagai pencegah stunting, melakukan kajian mendalam terkait standardisasi dan ketersediaan bahan baku industri, dan juga menyerap seluasluasnya untuk sdm perikanan. hal hal ini harus ada dalam cetak biru, tentunya juga kolaborasi pentahelix teurtama abg-c yang saat ini masih jalan sendiri sendiri. Pemerintah juga bisa menggandeng riset dan develoment industri dan dunia akademisi untuk berkolaborasi menghasilkan produk daya saing.
tentunya harapan saya, nawacita JOKOWI poin 6 dan 7 bisa direalisasikan dengan implentasi yang konkirt untuk hadirnya blue print industri pengolahan perikanan sehingga jelas arahnya.
Selasa, 31 Maret 2020
Rumput Laut dapat Menangkal Covid-19
Taufik Hidayat , Perekayasa BPPT./ Wasekjen MPHPI (Selasa, 31 Maret 2020)
Akhir tahun 2019, dunia dihadapkan dengan wabah yang penyebarannya sangat cepat di kota Wuhan Provinsi Hubei China. Berbagai pakar kesehatan dan ilmuwan juga sudah memetakan dengan menggunakan modeling matematika sehingga Indonesia juga diprediksi wabah itu sudah datang. Awal Januari ketika Imlek, wabah ini memuncak. China langsung diisolasi tepatnya wuhan agar tidak menyebar. Negara tetangga persekutuan china misal hongkong dan taiwan juga menutup cepat perbatasan, mengingat nostalgia lama terkait mers juga khawatir menghampiri kembali. Indonesia, justru sebaliknya sangat tenang dan percaya diri belum ada kasus. Puncaknya Italy pun kena, Amerika juga kena. Bahkan kedua negara ini telah mengalahkan china. Indonesia pun datang, awal maret diumumkan sampai saat ini trennya cukup meningkat tajam, hingga menyebar ke 20 provinsi, Bahaya? tentu, karena wabah ini tidak terlihat. Kita bisa melihat beberapa pakar melakukan riset cepat agar menemukan vaksinnya.
sebagai manusia kita harus berikhtiar, aspek pangan merupakan salah satu yang penting dalam menjaga kondisi tubuh. beberapa riset saat ini juga membuktikan bahwa senyawa senyawa dalam buah buahan dan sayur menjadi penting dalam menangkal covid-19. saya ingin mencoba gali lagi apa senyawa yang dapat menangkal. ternyata dalam kulit jeruk ditemukan senyawa hesperidin (penelitian IPB). Akan tetapi, kulit jeruk yang pahit sangat mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsi.
saya kemudian iseng sesuai dengan keilmuan saya, apakah bahan baku perikanan mempunyai senyawa yang sama ? senyawa dari hewani ataupun tumbuhan laut? ini mungkin menjadi riset yang menarik kedepan, karena bahan baku hasil perikanan saat ini hanya berkutat pada kandungan senyawa makro saja.
Tenyata beberapa hasil riset membuktikan bahwa beberapa jenis rumput laut juga mengandung senyawa hesperidin tersebut. Jenis rumput laut merah banyak mengandung senyawa ini. Senyawa ini merupakan golongan senyawa flavonoid. Hasil isolasi dari kozokwa et al. 2009 menyebutkan bahwa ekstrak kasar rumput laut merah mengandung senyawa hisperedin yang tinggi disamping ruitn, dan senyawa flavonoid lainnya. Disamping itu, rumput laut juga mempunyai senyawa quercetin dan lectin yang juga dapat bersifat sebagai antinflamatory.
oleh karena itu, rumput laut bisa menjadi salah satu bahan pangan yang dapat dikonsumsi dikala wabah ini. rumput laut segar bisa didapatkan di pasaran dan dapat diolah menjadi lalapan minuman dan bahan produk makanan.
semoga kajian rumput laut ini bisa dikembangkan di Indonesia dengan mengembangkan senyawa hisperidin pada rumput laut menjadi bentuk sediaan yang dapat digunakan pada bahan produk pangam
Minggu, 29 Maret 2020
MEMBUMIKAN INDUSTRI RUMPUT LAUT
Rabu, 01 Januari 2020
2019 menuju 2020 : Menyimak Renungan dan Langkah Kedepan
Seminggu sebelumnya saya menyempatkan nonton Habibie dan Ainun melalui poin of view Ainun. Luar biasa cita -cita menjadi dokter, bahkan saya terkesima bagaimana sulitnya menjadi dokter. Akan tetapi, perenungan saya hari ini, dokter sepertinya harus mengkoreksi kembali SDM nya. Dulu menjadi dokter tidak mudah, sekarang dengan bayar kursi ratusan juta bisa sekolah dokter. Maka banyak yang bilang untuk memilih dokter cocok-cocokkan, dan yang berpengalaman jadi pilihan utama. Semoga anak saya shafa kuat dan sembuh dan kembali energik ceria dan tersenyum.
Dalam pergantian tahun ini memang kalau kita melihat negara maju, euforianya sangat besar, momennya terasa. Hal ini juga dirasakan di Indonesia. pergantian tahun menjadi salah satu perayaan besar. Padahal yang kita tau waktu memang berlalu cepat, pepatah arab mengatakan bahwa waktu itu ibarat pedang. Sudah banyak suka duka yang saya lalui bersama keluarga. Tantangan demi tantangan, masalah- demi masalah kami hadapi bersama. Berbeda pendapat, menurunkan ego, dan mengambil keputusan merupakan langkah-langkah yang selalu saya rasakan. Memang, untuk melihat kecendrungan dunia yang tidak pasti, maka saya harus bisa berstrategi, bersinergi, berkolaborasi, dan merendahkan hati untuk bisa melaluinya. Mengusir kekhawatiran, ketakutan, dan juga harus bisa mendobrak keresahan, agar kehidupan yang dijalani tetap on the track. Tentunya selalu bersyukur dan berdoa agar Allah selalu melindungi jalan kami dibawah naungan kebaikan.
Maka pergantian tahun ini hendaknya evaluasi diri, mempersiapkan diri untuk langkah kedepan dengan pondasi apa saja yang telah dilakukan di waktu sebelumnya. Terus belajar dan belajar dari detik, menit, dan hingga waktu dimensi terbesar .Saya harus bisa berlari kencang menyesuaikan kondisi zaman, membangun pondasi kokoh keluarga sakinah mawadah warohmah, mengemban amanah untuk ambil sepenuhnya peran bersama istri untuk mendidik, ,membimbing, dan mendampingi shafa supaya menjadi anak yang sholehah, sehat, dan tumbuh kembang dengan baik. Anak tidak boleh dianggap investasi, ini banyak sekali terjadi dikalangan orang tua. Anak kalau sudah bekerja harus memberikan feedback. Bukan itu, anak adalah sarana untuk memudahkan orang tua di akhirat. Jika kita didik baik maka insha Allah anak yang sholeh dan sholehah menjadi bantuan ketika yaumil hisab nanti. sebaliknya, jika tidak didik hanya untuk investasi dunia, maka bisa jadi akan memberatkan kita nanti diakhirat. Maka yang berbangga bangga anaknya kerja di A, B, dan C yang selalu diutarakan dan dibangga-banggakan dengan gaji yang besar, maka cek lagi apakah itu tujuan kebahagian ? jangan-jangan bisa membahayakan di akhirat kelak.
Pada akhirnya, pesan dari rasulullah melalui hadistt menjadi pegangan kunci :" Hari esok harus lebih baik dari hari kemarin, maka celakalah bagi mereka yang hari esoknya lebih buruk dari hari kemarin"