Minggu, 13 September 2020

Kerang BULU

 https://kumparan.com/kumparanfood/penliti-ipb-ciptakan-alternatif-saus-tiram-berbahan-kerang-bulu/full


elain bumbu dapur, bumbu olahan seperti saus tiram kerap digunakan untuk menambah cita rasa sebuah masakan. Rasanya yang gurih serta memiliki aroma yang khas membuat saus berbahan kerang tiram ini sering dijadikan bahan utama dalam pembuatan olahan seafood.
ADVERTISEMENT
Meski menjadi salah satu bumbu dapur esensial, namun tahukah kamu bahwa kerang tiram yang digunakan dalam membuat saus tiram berasal dari hasil impor luar negeri. Alasan inilah yang menyebabkan harga saus tiram mahal.
Padahal, menurut para peneliti IPB (Institut Pertanian Bogor), permintaan akan saus tiram di Indonesia sangat tinggi. Karenanya, untuk memaksimalkan produksi saus tiram dengan harga yang terjangkau, para peneliti IPB merancang sebuah konsep untuk memanfaatkan kerang bulu sebagai bahan baku utama dari pembuatan saus tiram.
Peneliti IPB Ingin Ciptakan Kerang Bulu Sebagai Bahan Baku Saus Tiram  (1)
Saus tiram. (Foto: Thinkstock)
Berdasarkan rilis yang diterima kumparan (kumparan.com) dari IPB (14/2), tiga orang dosen dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (FPIK) IPB yang terdiri dari Dr Asadatun Abdullah, Prof. Nurjanah dan Taufik Hidayat, SPi.MSi akan melakukan substitusi kerang bulu sebagai bahan baku alternatif saus tiram.
ADVERTISEMENT
"Karena saya melihat harga saus tiram yang mahal, saya pun akhirnya tertarik untuk mengambil jenis kerang yang ekonomis dengan harga rendah. Kerang bulu ini kami substitusikan pada bahan baku untuk menggantikan tiram," terang Taufik.
Alasan dipilihnya kerang bulu sebagai pengganti kerang tiram dikarenakan produksi kerang bulu di Indonesia sangat melimpah. Bahkan, produksinya bisa menyaingi kerang dara yang lebih populer di Tanah Air.
Kerang bulu memiliki nilai jual yang jauh lebih murah dibandingkan kerang tiram. Meski murah, nilai gizi kerang bulu tidak bisa dianggap remeh.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen FPIK di IPB menjelaskan bahwa kerang bulu memiliki kandungan asam amino glutamat, asam lemak omega 3, dan omega 6 yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Peneliti IPB Ingin Ciptakan Kerang Bulu Sebagai Bahan Baku Saus Tiram  (2)
Kerang bulu. (Foto: Flickr @ajoyfineart)
Asam glutamat yang tinggi akan menciptakan rasa umami pada makanan sehingga terasa lebih lezat dan gurih. Selain itu senyawa pemberi rasa gurih ini juga berperan penting untuk meningkatkan sekresi saliva yang dapat meningkatkan kesehatan mulut.
Dengan banyaknya manfaat yang dibawa oleh kerang dara, IPB optimistis bahwa inovasi yang akan mereka lakukan nantinya akan menambah sumber makanan masa depan. Juga diharapkan bahwa alternatif ini dapat memenuhi permintaan produk saus tiram yang berkualitas dengan harga terjangkau.
"Ke depannya terus dilakukan eksplorasi bahan baku hasil perairan yang lainnya, apalagi jenis kerang dan potensinya yang besar. Harapannya potensi ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan masa depan," tutup Taufik.

Selasa, 08 September 2020

Cetak Biru Industri Pengolahan Perikanan

 Ide ini muncul ketika tawaran dirjen PDS kepada MPHPI, bagaimana industri pengolahan perikanan harus mempunyai langkah konkri demi menopang perekonomian masyarakat. Saya langsung berpikir, kenapa sudah lama adanya kementerian kelautan perikanan, sudah beberapa kali ganti menteri, dan juga dirjen kenapa cetak biru industri ini sulit untuk dirumuskan? ini lah yang menjadi pemikiran saya belakangan ini, ada apa dengan industri perikanan kita saat ini, apakah sudah on the track atau masih mencari bentuk yang ideal?

berbicara industri pengolahan perikanan tentu kita akan menyinggung banyak aspek, mulai dari sekotr bahan baku hingga sumberdaya manusianya. Belum lagi regulasi yang mengatur. Kompleksitas ini yang menjadi faktor bagaimana industri pengolahan perikanan indonesia masih kalah bersaing dengan thailand dan vietnam. 

Di masa pandemi ini, industri perikanan kita bisa berada pada posisi 50:50, walaupun data terkahir menunjukkan bahwa ekspor masih meningkat. posisi ini sungguh rawan. Industri pengolahan perikanan bisa jadi pemenang atau bisa jadi pecundang. mulai dari bahan baku dan logistik seta investasi berdampak akibat pandemi, belum lagi kita hitung hitungan dengan UMKM yang juga ikut ikutan hancur. Beberapa program pemerintah ditawarkan, baik menarik investasi dibidang pengolahan perikanan yang masih rendah hanya 3, 2%, bedah umkm, stimulus ekonomi bagi stakholder perikanan terutama UMKM yang terdampak, program bantuan nasi ikan dll ini ternyata masih belum berdampak signifikan. Sampai saat ini, kita bisa melihat UMKM masih tertatih-tatih, industri besar mengalami kendala dengan logistik. Pengolahan tradisional dibidang perikanan pun tidak bisa berbuat banyak, omset turun, toko toko sepi pengunjung akibat PSBB, tentunya ini akan menjadi tantangan kedepan sampai pandemi berakhir. 

logis memang, disaat pandemi ini tawaran bu dirjen ini harus disikapi secara serius. Impact na yang terlihat sebenarnya di konsumsi ikan yang harus meningkat, disamping imunnya meningkat, yang makan juga harus meningkat. UMKM harus hidup walau kondisi apapun, Industri besar tidak boleh sampai rugi, dan SDM nya juga jangan sampai banyak di PHK. Road map industri pengolahan perikanan harus jelas, minimla jangka pendek hingga jangka panjang. Pandemi ini mengajarkan semua bahwa strategi jangka panjang harus disiapkan, menghadapi perubahan, disruption, dan era juga harus diperhatikan. 


ada beberapa langkah kedepan yang harus dilakukan segera oleh pemerintah terutama sekotr pengolahan, perikanan, yaitu integrasi pengolahan yang berbasis komperhensif, contohnya menyelesaikan aksi perpres no 33 tahun 2019 terkait rumput laut, menyelesaikan perpres ikan sebagai pencegah stunting, melakukan kajian mendalam terkait standardisasi dan ketersediaan bahan baku industri, dan juga menyerap seluasluasnya untuk sdm perikanan. hal hal ini harus ada dalam cetak biru, tentunya juga kolaborasi pentahelix teurtama abg-c yang saat ini masih jalan sendiri sendiri. Pemerintah juga bisa menggandeng riset dan develoment industri dan dunia akademisi untuk berkolaborasi menghasilkan produk daya saing.


tentunya harapan saya, nawacita JOKOWI poin 6 dan 7 bisa direalisasikan dengan implentasi yang konkirt untuk hadirnya blue print industri pengolahan perikanan sehingga jelas arahnya.

Selasa, 31 Maret 2020

Rumput Laut dapat Menangkal Covid-19

Rumput Laut dapat Menangkal Covid-19

Taufik Hidayat , Perekayasa BPPT./ Wasekjen MPHPI (Selasa, 31 Maret 2020)




Akhir tahun 2019, dunia dihadapkan dengan wabah yang penyebarannya sangat cepat di kota Wuhan Provinsi Hubei China. Berbagai pakar kesehatan dan ilmuwan juga sudah memetakan dengan menggunakan modeling matematika sehingga Indonesia juga diprediksi  wabah itu sudah datang. Awal Januari ketika Imlek, wabah ini memuncak. China langsung diisolasi tepatnya wuhan agar tidak menyebar. Negara tetangga persekutuan china misal hongkong dan taiwan juga menutup cepat perbatasan, mengingat nostalgia lama terkait mers juga khawatir menghampiri kembali. Indonesia, justru sebaliknya sangat tenang dan percaya diri belum ada kasus. Puncaknya Italy pun kena, Amerika juga kena. Bahkan kedua negara ini telah mengalahkan china. Indonesia pun datang, awal maret diumumkan sampai saat ini trennya cukup meningkat tajam, hingga menyebar ke 20 provinsi, Bahaya? tentu, karena wabah ini tidak terlihat. Kita bisa melihat beberapa pakar melakukan riset cepat agar menemukan vaksinnya.

sebagai manusia kita harus berikhtiar, aspek pangan merupakan salah satu yang penting dalam menjaga kondisi tubuh. beberapa riset saat ini juga membuktikan bahwa senyawa senyawa dalam buah buahan dan sayur menjadi penting dalam menangkal covid-19.  saya ingin mencoba gali lagi apa senyawa yang dapat menangkal. ternyata dalam kulit jeruk ditemukan senyawa hesperidin (penelitian IPB). Akan tetapi, kulit jeruk yang pahit sangat mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsi.

saya kemudian iseng sesuai dengan keilmuan saya, apakah bahan baku perikanan mempunyai senyawa yang sama ? senyawa dari hewani ataupun tumbuhan laut? ini mungkin menjadi riset yang menarik kedepan, karena bahan baku hasil perikanan saat ini hanya berkutat pada kandungan senyawa makro saja.


Tenyata beberapa hasil riset membuktikan bahwa beberapa jenis rumput laut juga mengandung senyawa hesperidin tersebut. Jenis rumput laut merah banyak mengandung senyawa ini. Senyawa ini merupakan golongan senyawa flavonoid. Hasil isolasi dari kozokwa et al. 2009 menyebutkan bahwa ekstrak kasar rumput laut merah mengandung senyawa hisperedin yang tinggi disamping ruitn, dan senyawa flavonoid lainnya. Disamping itu, rumput laut juga mempunyai senyawa quercetin dan lectin yang juga dapat bersifat sebagai antinflamatory.

oleh karena itu, rumput laut bisa menjadi salah satu bahan pangan yang dapat dikonsumsi dikala wabah ini. rumput laut segar bisa didapatkan di pasaran dan dapat diolah menjadi lalapan minuman dan bahan produk makanan.

semoga kajian rumput laut ini bisa dikembangkan di Indonesia dengan mengembangkan senyawa hisperidin pada rumput laut menjadi bentuk sediaan yang dapat digunakan pada bahan produk pangam

Minggu, 29 Maret 2020

MEMBUMIKAN INDUSTRI RUMPUT LAUT


MEMBUMIKAN INDUSTRI RUMPUT LAUT
Taufik Hidayat
Perekayasa Badan Pengkajian Penerapan Teknologi/ Wasekjen Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Presiden Joko Widodo dalam hal ini pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden no. 33 tahun 2019 terkait dengan percepatan industri rumput laut. Dalam 3 tahun kedepan rencana aksi untuk pengembangan rumput laut harus menjadi tugas bersama stakeholder yang bergerak di bidang perikanan dan kelautan untuk mewujudkan industri rumput laut yang berdaya saing. Sejauh mana persiapan pemerintah dalam mewujudkan industri rumput laut?
Problematika rumput laut
Sejak pemerintahan SBY presiden ke-6 rumput laut menjadi tugas berat pemerintah. Menteri BUMN kala itu, Dahlan Iskan sampai membuat sayembara mobil mewah bagi siapa saja yang bisa membangun industri rumput laut dari hulu hingga hilir. Namun, sampai saat ini sayembara itu belum terjawab. Banyak industri rumput laut di Indonesia yang gulung tikar, belum lagi bahan baku rumput laut yang diekspor dalam bentuk mentah sehingga stok bahan baku dlaam negeri berkurang, belum sempurnanya teknologi pengolahan rumput laut di Indonesia  menyebabkan industri rumput laut berada pada titik nadir.  Hal ini menjadi kesadaran pemerintah saat ini untuk mempercepat  industrialisasi rumput laut. Kenapa harus dipercepat? Tentunya kita mengetahui bahwa rumput laut merupakah hasil kekayaan laut yang menjadi ekonomis penting. Dalam sektor perikanan rumput laut menjadi komoditas ekspor yang menghasilkan nilai tambah yang besar untuk Negara. Ada 555 spesies yang ada di Indonesia, keanekaragaman ini lebih tinggi jika dilihat dari Negara jepang. Namun sayangnya, hanya beberapa persen yang masih dimanfaatkan, dari 555 spesies tersebut hanya 50 spesies yang termanfaatkan. Disamping itu, ekspor mentah juga menjadi kendala yang menyebabkan harga rumput laut terbilang rendah. Belum adanya standardisasi bahan baku rumput laut serta informasi penggunaanya menyebabkan industr kita tertinggal dengan Negara ASEAN lain. Contohnya, Filipina yang saat ini sudah bisa ekspor karagenan dengan kualitas premium.  Thailand juga sudah mengolah rumput laut menjadi aneka pangan yang enak dan bergizi. Oleh karena itu, problematika rumput laut harus diselesaikan.

Langkah konkrit industri rumput laut
Adanya perpres no 33 tahun 2019 menjadi jawaban dan tugas dari presiden kepada stakeholder pemerintah terkait untuk membenahi sekotr rumput laut. Tujuannya hanya satu, berdikari rumput laut. Rumput laut tidak boleh diekspor mentah. 20 persen harus dimaksimalkan untuk menjadi produk yang bernilai. Nawa cita poin 6 untuk menciptakan produk berdaya saing untuk perekonomian rakyat harus dijawab dengan mengembangkan industri rumput laut yang kokoh. Pemanfaatan rumput laut tidak lagi hanya untuk sektor pangan, tetapi juga dikembangkan melalui sektor non pangan. Perlu diketahui, rumput laut selain mempunyai kandungan gizi yang tinggi, juga mengandung kandungan-kandungan bioaktif yang dapat digunakan untuk kosmetik dan obat-obatan. Jika kita lihat pemanfaatannya, rumput laut saat ini sudah masuk pada tahap generasi ketiga dimana pemanfaatan rumput laut diarahkan pada pengembangan kosmetik, senyawa baru untuk obat-obatan dan kedepannya bisa menjadi energi terbarukan. Hasil –hasil penelitian menunjukkan bahwa rumput laut mempunyai khasiat yang baik untuk kesehatan. Rumput laut juga mempunyai turunan misalnya karagenan dan alginat yang saat ini pengembangannya sangat bermanfaat untuk industri. Selain itu, hasil riset penulis bersama prof nurjanah dari IPB University juga menunjukkan bahwa bubur rumput laut segar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetika dan juga pengembangan garam berbasis rumput laut. Di BPPT sendiri, rumput laut dalam hal ini karagenan bekerjasama dengan PT kapsulindo Nusantara juga sudah mengembangkan cangkang kapsul rumput laut. Sudah banyak yang dihasilkan oleh para stakeholder ABG-C (Academisi-Bisnis-Government)-Comunity dalam pengembangan rumput laut, tinggal menyatukan langkah agar industri rumput laut yang terintegrasi menjadi wujud aksi nyata dalam rencana aksi perepres no 33 tahun 2019. Tentuya ini menjadi tugas bersama, sinergi dan kolaborasi menjadi kunci. Semua praktisi dan stakeholder yang bergerak dibidang rumput laut harus bisa bergerak bersama meninggalkan ego sektoral. Kita harus mampu seperti India dan China yang membangun industri hidrokoloid  karagenan dengan skala besar. Kita harus sadar bahwa Indonesia mampu mengembangkan industri karagenan yang foodgrade yang bisa masuk standar CODEX. Kita juga mampu mengembangkan budidaya rumput laut komersial terutama rumput laut merah melalui kultur jaringan. Kita juga mampu membuat olahan pangan dan non pangan berbasis rumput laut. Semuanya bisa disatukan dengan integrasi hulu hilir industri rumput laut hingga kedepannya mampu menghasilkan produk olahan rumput laut yang berkualitas dan teknologi yang mampu mendukung industri rumput laut. Kita tunggu tahun 2022, semoga hal ini bisa terwujud. Apakah sayembara  Pak Dahlan Iskan masih berlaku? Kita tunggu siapa yang mampu mewujudkan keinginan presiden Jokowi.



Rabu, 01 Januari 2020

2019 menuju 2020 : Menyimak Renungan dan Langkah Kedepan

Tahun 2020 sudah masuk, diiringi dengan hujan deras. Namun, itu tak mempengaruhi kondisi tubuh yang sudah tak tertahan ngantuk yang luar biasa. Ya, saya selama dua hari mengalami kurang tidur. Saya dan istri siaga 24 jam, karena anak kami mengalami demam kejang. Selama dua hari dirawat di rumah sakit. Akan tetapi, tidak banyak hasil yang menggembirakan. Suhu shafa yang naik turun membuat saya berpikir keras. Tangisan dan kurang tidurnya anak saya membuat saya mengambil keputusan penting untuk membawa anak saya pulang ke rumah walau kondisi yang belum stabil. Keputusan penting sebelumnya juga sudah saya ambil ketika BPJS yang saya punya tidak memberikan hasil yang menggembirakan. Rumah sakit swasta ini banyak berdalih, kamar penuh, dan harus turun kelas atau naikkan kelas dengan membayar lagi. Obatnya harus dari bpjs, dan harus dirawat 3 hari. Aturan ini membuat meledak emosi, namun saya tak boleh marah dan panik, saya ambil keputusan untuk membayar dan mengambil kamar sendiri untuk anak agar proses penyembuhan berlangsung cepat. Akan tetapi, proses perawatan justru membuat anak saya pun tak nyaman, pemasangan infus membuat anak takut sehingga membuat menangis dan panasnya turun naik. jadi PR agar mungkin kedepannya infusan untuk anak-anak bisa lebih efektif. kedepannya juga menjadi evaluasi bagi kemekes juga untuk menghadirkan pelayanan rumah sakit yang humble, dengan perawatan medis yang juga cekatan sehingga bisa bagus seperti diluar negeri.  Disamping itu, juga saya mencermati biaya rumah sakit yang tinggi, sehingga program BPJS harus bisa disamakan dengan asuransi lainnya. Mungkin masih lebih bagus ASKES untuk program meskipun hanya diberikan potongan, tetapi pelayanan dan standar obat masih baik.

Seminggu sebelumnya saya menyempatkan nonton Habibie dan Ainun melalui poin of view Ainun. Luar biasa cita -cita menjadi dokter, bahkan saya terkesima bagaimana sulitnya menjadi dokter. Akan tetapi, perenungan saya hari ini, dokter sepertinya harus mengkoreksi kembali SDM nya. Dulu menjadi dokter tidak mudah, sekarang dengan bayar kursi ratusan juta bisa sekolah dokter. Maka banyak yang bilang untuk memilih dokter cocok-cocokkan, dan yang berpengalaman jadi pilihan utama. Semoga anak saya shafa kuat dan sembuh dan kembali energik ceria dan tersenyum.

Dalam pergantian tahun ini memang kalau kita melihat negara maju, euforianya sangat besar, momennya terasa. Hal ini juga dirasakan di Indonesia. pergantian tahun menjadi salah satu perayaan besar. Padahal yang kita tau waktu memang berlalu cepat, pepatah arab mengatakan  bahwa waktu itu ibarat pedang. Sudah banyak suka duka yang saya lalui bersama keluarga. Tantangan demi tantangan, masalah- demi masalah kami hadapi bersama. Berbeda pendapat, menurunkan ego, dan mengambil keputusan merupakan langkah-langkah yang selalu saya rasakan. Memang, untuk melihat kecendrungan dunia yang tidak pasti, maka saya harus bisa berstrategi, bersinergi, berkolaborasi, dan merendahkan hati untuk bisa melaluinya. Mengusir kekhawatiran, ketakutan, dan juga harus bisa mendobrak keresahan, agar kehidupan yang dijalani tetap on the track. Tentunya selalu bersyukur dan berdoa agar Allah selalu melindungi jalan kami dibawah naungan kebaikan.

Maka pergantian tahun ini hendaknya evaluasi diri, mempersiapkan diri untuk langkah kedepan dengan pondasi apa saja yang telah dilakukan di waktu sebelumnya. Terus belajar dan belajar dari detik, menit, dan hingga waktu dimensi terbesar .Saya harus bisa berlari kencang menyesuaikan kondisi zaman, membangun pondasi kokoh keluarga sakinah mawadah warohmah, mengemban amanah untuk ambil sepenuhnya peran bersama istri untuk mendidik, ,membimbing, dan mendampingi shafa supaya menjadi anak yang sholehah, sehat, dan tumbuh kembang dengan baik. Anak tidak boleh dianggap investasi, ini banyak sekali terjadi dikalangan orang tua. Anak kalau sudah bekerja harus memberikan feedback. Bukan itu, anak adalah sarana untuk memudahkan orang tua di akhirat. Jika kita didik baik maka insha Allah anak yang sholeh dan sholehah menjadi bantuan ketika yaumil hisab nanti. sebaliknya, jika tidak didik hanya untuk investasi dunia, maka bisa jadi akan memberatkan kita nanti diakhirat. Maka yang berbangga bangga anaknya kerja di A, B, dan C yang selalu diutarakan dan dibangga-banggakan dengan gaji yang besar, maka cek lagi apakah itu tujuan kebahagian ? jangan-jangan bisa membahayakan di akhirat kelak.


Pada akhirnya, pesan dari rasulullah melalui hadistt menjadi pegangan kunci :" Hari esok harus lebih baik dari hari kemarin, maka celakalah bagi mereka yang hari esoknya lebih buruk dari hari kemarin"