Selasa, 08 September 2020

Cetak Biru Industri Pengolahan Perikanan

 Ide ini muncul ketika tawaran dirjen PDS kepada MPHPI, bagaimana industri pengolahan perikanan harus mempunyai langkah konkri demi menopang perekonomian masyarakat. Saya langsung berpikir, kenapa sudah lama adanya kementerian kelautan perikanan, sudah beberapa kali ganti menteri, dan juga dirjen kenapa cetak biru industri ini sulit untuk dirumuskan? ini lah yang menjadi pemikiran saya belakangan ini, ada apa dengan industri perikanan kita saat ini, apakah sudah on the track atau masih mencari bentuk yang ideal?

berbicara industri pengolahan perikanan tentu kita akan menyinggung banyak aspek, mulai dari sekotr bahan baku hingga sumberdaya manusianya. Belum lagi regulasi yang mengatur. Kompleksitas ini yang menjadi faktor bagaimana industri pengolahan perikanan indonesia masih kalah bersaing dengan thailand dan vietnam. 

Di masa pandemi ini, industri perikanan kita bisa berada pada posisi 50:50, walaupun data terkahir menunjukkan bahwa ekspor masih meningkat. posisi ini sungguh rawan. Industri pengolahan perikanan bisa jadi pemenang atau bisa jadi pecundang. mulai dari bahan baku dan logistik seta investasi berdampak akibat pandemi, belum lagi kita hitung hitungan dengan UMKM yang juga ikut ikutan hancur. Beberapa program pemerintah ditawarkan, baik menarik investasi dibidang pengolahan perikanan yang masih rendah hanya 3, 2%, bedah umkm, stimulus ekonomi bagi stakholder perikanan terutama UMKM yang terdampak, program bantuan nasi ikan dll ini ternyata masih belum berdampak signifikan. Sampai saat ini, kita bisa melihat UMKM masih tertatih-tatih, industri besar mengalami kendala dengan logistik. Pengolahan tradisional dibidang perikanan pun tidak bisa berbuat banyak, omset turun, toko toko sepi pengunjung akibat PSBB, tentunya ini akan menjadi tantangan kedepan sampai pandemi berakhir. 

logis memang, disaat pandemi ini tawaran bu dirjen ini harus disikapi secara serius. Impact na yang terlihat sebenarnya di konsumsi ikan yang harus meningkat, disamping imunnya meningkat, yang makan juga harus meningkat. UMKM harus hidup walau kondisi apapun, Industri besar tidak boleh sampai rugi, dan SDM nya juga jangan sampai banyak di PHK. Road map industri pengolahan perikanan harus jelas, minimla jangka pendek hingga jangka panjang. Pandemi ini mengajarkan semua bahwa strategi jangka panjang harus disiapkan, menghadapi perubahan, disruption, dan era juga harus diperhatikan. 


ada beberapa langkah kedepan yang harus dilakukan segera oleh pemerintah terutama sekotr pengolahan, perikanan, yaitu integrasi pengolahan yang berbasis komperhensif, contohnya menyelesaikan aksi perpres no 33 tahun 2019 terkait rumput laut, menyelesaikan perpres ikan sebagai pencegah stunting, melakukan kajian mendalam terkait standardisasi dan ketersediaan bahan baku industri, dan juga menyerap seluasluasnya untuk sdm perikanan. hal hal ini harus ada dalam cetak biru, tentunya juga kolaborasi pentahelix teurtama abg-c yang saat ini masih jalan sendiri sendiri. Pemerintah juga bisa menggandeng riset dan develoment industri dan dunia akademisi untuk berkolaborasi menghasilkan produk daya saing.


tentunya harapan saya, nawacita JOKOWI poin 6 dan 7 bisa direalisasikan dengan implentasi yang konkirt untuk hadirnya blue print industri pengolahan perikanan sehingga jelas arahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar