Aku
dan Arah Baru Mangrove untuk Masa Depan Indonesia
Taufik
Hidayat
Wasekjen
Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, MPHPI (2018-2023)
Perekayasa
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Mangrove
adalah salah satu kekayaan alam Indonesia yang mempunyai potensi yang melimpah.
Bangsa dunia tentunya iri dengan adanya mangrove di Indonesia. Bagaimana tidak,
mangrove tidak hanya sebagai untuk mencegah abrasi saja, tetapi mempunyai
potensi yang terpendam yang saat ini eksplorasinya tidak henti-hentinya. Banyak
peneliti asing yang ingin mempelajari mangrove yang spesiesnya berankea ragam. Hampir
seluruh wilayah Indonesia dapat dihidupi oleh mangrove. Aspek geografis,
perubahan iklim, dan aspek keberlanjutan pangan juga sangat erat kaitannya dengan
mangrove. Banyak orang yang tidak menyadari bagaimana begitu luar biasanya
mangrove dapat meningkatkan perekonomian bangsa. Pak Presiden pernah menyatakan
dalam nawacitanya, bahwa Indonesia harus mempunyai produk produk yang berdaya
saing, dan dapat meningkatkan perekonomian bangsa. Tidak disangka, sebenarnya
jauh dari nawacita ini, mangrove sudah memulainya. Mangrove untuk perekonomian
bangsa. Masalahnya, tentu mangrove
sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui tentu bisa mengalami penurunan.
Mulai berkurangnya luas lahan untuk pemukiman, bahkan saat ini banyak mangrove
yang rusak, tentu ini menjadi permasalahan yang harus diselesaikan. Disamping kelestarian
alam, tentu keberadaan mangrove di masa depan harus mulai diperhitungkan dari
sekarang, agar mangrove tidak punah, dan lahannya tidak tergerus dengan
derasnya arus zaman.
Sebagai
peneliti yang fokus dibidang kelautan dan perikanan, mangrove menjadi aspek
penting bagi saya untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Berbagai jenis
mangrove yang telah dieksplorasi, menunjukkan bahwa potensi mangrove sebagai
pangan dan non pangan sangat lah besar. Masih terngiang diingatan saya, bahwa
wkatu menyelesaikan tugas akhir. Karena kebuntuan ide, saya kemudian refreshing
sambil melihat keindahan alam Indonesia. Waktu itu saya melihat kawasan
mangrove yang ada di Jakarta Utara, melihat konservasi mangrove saya jadi
berpikir kenapa tidak dikembangkan saja mangrove ini kesuatu produk baru yang
dapat bermanfaat bagi masyarakat. Berawal dari hal tersebut, saya langsung
terpikir untuk membuat suatu inovasi baru yang bernilai tambah dari mangrove. Hingga
akhirnya saya keliling pulang jawa, mulai dari jawa barat, jawa tengah, hingga
ke jawa timur. Saya ingin melihat sejauh mana mangrove ini mempunyai potensi,
sehingga ketika kita mengembangkan kita tidak perlu khawatir dengan
keberlangsungan hidup mangrove. Akhirnya saya menemukan lokasi yang pas untuk
melihat bagaimana kontribusi mangrove untuk perekonomian masyarakat. Di Jawa
timur, tepatnya di wonorejo industri berbasis mangrove skala UMKM berkembang
sangat pesat. Banyak kelompok yang mengembangkan mangrove kearah produk pangan
dan kosmetik. Mulai dari tepung hingga pembuatan sirup. Disamping itu, juga
pewarna batik dibuat dari akar dan batang mangrove. Batik ini menjadi khas di
daerah sana dan saya dengar sudah di ekspor keluar negeri.
Pengalaman
inilah yang menyebabkan saya menjadi fokus dan meneliti mangrove baik dari
daunnya, batangnya, dan hingga buahnya. Saya terkesan dengan buah lindur, atau
disebut juga buah tancang. Buah ini banyak saya temukan di jawa timur. Akhirnya
saya memutuskan kembali ke Jakarta dan mulai fokus meneliti mangrove hingga
tuntas terutama untuk buah lindur atau dalam penamaan spesiesnya (Bruguiera gymnorrhiza) dengan berbagai
sumber ada dari kalimantan, jawa timur, dan hingga dari sangihe (perbatasan Sulawesi
Utara (Indonesia) dengan Filipina). Disamping untuk tugas akhir, saya dan tim juga ingin mencari tahu secara konperhensif
bagaimana manfaat mangrove untuk pangan
dan kesehatan. Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa ekstrak akar dan batang lindur mempunyai nilai antioksidan yang
tinggi, diikuti juga daun dan buah. Hasil tes menunjukkan bahwa antioksidan
yang ada pada buah lindur dikategorikan sangat kuat (Nurjanah et al. 2016; Nurjanah
et al. 2015). Publikasi ini saya terbitkan pada jurnal internasional di
amerika, dan informasi ini banyak disitasi juga oleh penelitian lain. Saya berkesimpulan
bahwa mangrove dapat dijadikan produk yang sangat baik untuk kesehatan
dibandingkan dengan bahan baku hasil laut lainnya. Tidak sampai disitu saja,
setelah melihat potensi dari bahan baku buah lindur, saya juga mengembangkan
menjadi produk yang bernilai tambah. Saya membuat beras tiruan dari tepung buah
lindur dengan saya kombinasikan dengan bahan lain. Hasil juga menunjukkan bahwa
beras analoig lindur juga mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu
sebesar 86,10 persen dan ini juga setara nasi yang dikonsumsi oleh masyarakat. Produk
ini juga low glikemi indeks artinya cocok bagi penderita diabetes. Alternatif
produk ini merupakan salah satu diversifikasi agar dapat menajdi salah satu alternatif
bagi masyarakat dalam mengkonsumsi beras. Banyak yang tertarik dengan inovasi
ini, saya pernah diminta untuk presentasi dalam berbagai forum, hingga
penelitian saya ini juga didanai oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan
(LPDP) batch 2 dan juga dari Kementerian pendidikan dan kebudayaan. Disamping itu,
beras ini juga menjadi salah satu karya inovasi 109 BIC dan LIPI tahun 2017 dan
telah dipublikasikan pada tahun 2013 (Hidayat et al. 2013). Saat ini juga beras
sehat mangrove masih dalam tahap proses paten. Buah lindur ini sudah kami petakan mulai dari
produk generasi pertama hingga produk generasi keempat. Adapun generasi pertama
adalah produk simplisia dan tepungbuah lindur, generasi kedua buah lindur untuk
pembuatan dodol,beras analog, edible film, sirup, biskuit, dan crakers. Adapun generasi
ketiga, buah lindur dengan ekstraknya sebagai antioksidan, antikanker, anti
inflamasi, dan antibakteri. Serta generasi
keempat dari buah lindur dapat digunakan sebagai pembuatan bioethanol, energy terbarukan,
dan Pariwisata bahari. Semuanya sudah dapat dilakukan di lab sehingga
kedepannya bisa menjadi prospektif penting untuk scale up dan skala industri. Adapun
untuknkategori generasi ketiga , saya menduga bahwa buah lindur dapat menjadi
imunostimulan dan anti viral untuk pencegahan Covid-19 yang saat ini masih
melanda Indonesia. Dengan pemetaan generasi pada buah lindur, saya berkeyakinan
juga untuk spesies lain seperti api-api
(avicenia), sonnetaria (buah pedada), rizhopora, dan juga xylocarpus juga bisa
dipetakan. Bahwa semuanya juga mengandung kandungan antioksidan yang sangat
kuat.
Begitu kayanya akan potensi mangrove ini tentu tidak hanya pemanfaatan saja, tetapi juga bagaimana keberlangsungannya. Saya sebagai peneliti masih ingat , bahwa ketika saya berada dijawa timur, sampel yang saya gunakan juga harus punya feedback, yaitu kita wajib menanamnya kembali. Hal ini sebagai upaya agar kelestarian mangrove tetap terjaga. Ketika kita manfaatkan, kita wajib juga untuk menanam kembali. Uniknya mangrove itu kita bisa monitor karena juga tercantum nama kita di bibit tersebut sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana pertumbuhannya. Hal ini membuat saya berkeyakinan bahwa mangrove kedepan tidak hanya untuk merespon perubahan iklim , tetapi juga menjadi garda terdepan untuk produk pangan dna kesehatan yang bernilai tambah. Kedepan juga industri kosmetik juga semakin berkembang dan tumbuh di Indonesia, begitu juga kemandiran bahan baku obat juga lagi digalakkan kembali. Saya percaya kedua industri itu tentu membutuhkan keberadaan mangrove sebagai bahan baku industri. Saat ini xylocarpus juga sudah digunakan untuk berbagai produk kosmetik, dan hasil riset terkait khasiat mangrove dapat menjadi arah baru untuk pengembangan bahan baku obat di dalam negeri. Saya selalu percaya bahwa eksitensi mangrove akan terus berjalan dan kebermanfaatannya akan selalu menjadi harapan bagi rakyat. Hadirnya produk beraneka macam dari mangrove sebagian besar dikelola oleh UMKM dan industri rumah tangga. Ini menjadi modal dan bekal untuk arah baru ekonomi biru yang dicanangkan oleh pemerintah ataupun zero waste system untuk ekonomi itu dapat tercapai jika mangrove jadi garda terdepan. Apalagi dalam era new normal ini, inovasi berbasis mangrove akan semakin kaya di masyarakat.
Piagam penghargaan beras sehat mangrove dari BIC dan LIPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar