Rabu, 09 Januari 2019

Akhirnya Ke Jepang Juga

2017 sebenarnya tahun yang sulit, Ibu saya meninggal dunia. Saya agak down juga, saya masih belum 100 persen siap ditinggal ibu. Namun hidup harus berjalan, saya harus menapaki step step yang akan saya lewati kedepannya tanpa Ibu.  1 bulan saya menetap di padang tanpa banyak aktivitas. bermodalkan laptop lama yang dibelikan ibu saya menyelesaikan beberapa administrasi penelitian, proposal penelitian, editing salah satu jurnal, dan pengiriman adminstrasi buku. Disamping itu, hari -hari yang saya lewati lebih banyak berdiam diri dirumah, kalaupun keluar kerumah hanya untuk sholat dan menyelesaikan administrasi ibu saya di kampus.

setelah lebaran, saya kembali ke kampus, dengan banyak kebingungan-kebingugan. Pertama, saya dikagetkan dengan SK amanah baru, ini diluar dugaan saya, dekan pernah bilang akan ada sesuatu untuk saya, namun saya gak tau apa yang dimaksud beliau. Ternyata amanah baru datang menghampiri di usia saya yang masih sangat muda. yang kedua, saya menerima telepon dari salah satu dosen yang mengajaka saya untuk keJepang. Jujur,waktu itu saya  gak tertarik ke Jepang dengan alasan saya gak fokus. Namun, kagetnya saya didorong untuk ikut, untuk membantu beliau juga selama berada di Jepang. Dua hal ini mengagetkan saya, dibalik kesulitan saya masih diberikan kemudahan-kemudahan oleh Allah SWT .


maka saya persiapkan semua sebaik mungkin, naskah yang saya bawa ke Jepang, kemudian mengurus visa, penginapan,dan tiket pesawat. Semuanya Alhamdulillah banyak dibantu oleh ibu tersebut. Alhamdulillah semua proses untuk ke Jepang di lancarkan, tetapi agak rumitnya ketika KTP Padang saya yang mengharuskan saya mengurus visa di medan. dan Alhamdulillah melalui paman saya visa tersebut selesai tepat waktu. tiket yang dipesan juga transit di hongkong, dan begitu juga sebaliknya ketika balik ke Jakarta saya transit kembali melalui Hongkong.

Berkunjung ke Jepang merupakan salah satu impian saya. Bersekolah di Jepang juga impian saya. semua impian ini diawali dari pertama kalinya saya berkunjung ke kota Tokyo. Saya menginap di apartemen di gotanda. selama 15 hari lamanya saya menikmati kota Tokyo yang penuh dengan kerja keras dan kedisiplinan. Mengunjungi beberapa tempat Shinagawa, Ueno, Shibuya, Asakusa, dan beberapa kota yang saya kunjungi penuh dengan kekaguman. Melewati Jepang dengan kereta yamatoline, jalur ginza, dan bus membuat saya terkagum-kagum dengan integrasi transportasinya.

dan saya lebih lagi terkagum dengan Todai (Tokyo daigaku) yang merupakan kampus tertua dan terkenal di Jepang. Saya beroda suatu saat bisa kuliah disini, meskipun hanya numpang riset, saya ingin sekali bisa kuliah di today.

saya juga terkagum-kagum dengan kedisiplinan waktu, ketika saya presentasi saya harus memaksimalkan waktu 15 menit tepat tidak boleh lebih, dan saya dapat presentasi jam 5 sore. Bayangkan jika saya seminar di Indonesia, maka jam tersebut sudah selesai atau diparelkan sekaligus. dan pertanyaan yang dilontarkan juga tidak banyak dan langsung pada subtansi dan tidak bertele-tele.


Bagi saya perjalanan kali ini adalah bagaimana representasi nilai keislaman yang ada di jepang meliputi kedisiplinan dan kerja keras yang sungguh-sungguh. Bagaimana mungkin negara gak beragama ini begitu bisa disiplin. Inilah yang merenungkan saya untuk tetap mengaplikasikan nilai keislaman dalam berbagai aspek kehidupan. dan bekal semangat ini yang saya bawa untuk bersungguh-sungguh dan bekerja keras.


"sesudah kesulitan ada kemudahan, itulah Janji Allah"..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar