JAKARTA – Sebagai makanan pokok, konsumsi beras di
Indonesia mencapai sekira 139,5 kg per orang dalam satu tahun. Tingginya
permintaan membuat pasokan beras menjadi masalah utama terutama ketika
swasembada tidak dapat dipertahankan.
Beberapa inovasi pernah dilakukan dengan menciptakan beras analog
terbuat dari singkong, sagu, daluga umbi, dan sorgum. Menyempurnakan
penelitian tersebut, peneliti dari Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Fakultas Perairan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB),
Prof. Dr. Ir. Nurjanah MS bersama rekan mahasiswanya, Taufik Hidayat dan
Pipih Suptijah mengembangkan beras analog dari buah lindur (bruguiera
gymnorrhiza lamk) yang digabungkan dengan sagu atau tepung kitosan.
“Beras analog merupakan makanan fungsional dengan indeks glikemik
rendah, mengandung antioksidan, hipokolesterolemik, efek
anti-proliferatif terhadap sel kanker, dan pencegah kegiatan kemo,"
jelas Taufik, seperti dilansir dari laman IPB, Senin (22/1/2017).
(Baca juga: Presiden Jokowi: Revolusi 4.0 Jadi Tantangan Kedepan)
Menurutnya, buah lindur mengandung antinutrien, yaitu tanin dan
sianida hidrogen (HCN) yang perlu dikurangi konsentrasinya sebelum
digunakan. Kombinasi buah lindur dengan sagu merupakan usaha lain untuk
menggunakan sumber makanan lokal sebagai upaya penguatan pangan nasional
melalui swasembada dan kedaulatan pangan. Selain itu, kitosan juga
ditambahkan sebagai pengikat dan stabilizer.
“Kitosan dibuat dengan merawat kerang chitin udang dan krustasea
lainnya dengan zat alkalin, seperti sodium hidroksida. Ia memiliki sifat
yang sama dengan bahan tekstur sintesis yang meningkatkan penampilan
dan tekstur suatu produk karena memiliki penahan air yang kuat dan
minyak yang kuat dan tahan panas,” imbuhnya.
Mereka menyimpulkan, buah lindur dapat dijadikan alternatif sebab
mengandung karbohidrat tinggi, yakni 86,10 %. Sedangkan, formulasi nasi
analog terbaik adalah kombinasi 70% tepung lindur, 30% tepung sagu, dan
0,6% kitosan.
https://news.okezone.com/read/2018/01/22/65/1848572/beras-langka-peneliti-ipb-ubah-buah-lindur-jadi-beras-alternatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar