Edisi
kali ini mengetengahkan topik mengenai Buah Lindur Sebagai Beras
Alternatif . padi atau beras masih menjadi sumber makanan pokok utama
sebagian besar masyarakat Indonesia. Ketergantungan masyarakat Indonesia
terhadap beras merupakan yang tertinggi di dunia yaitu sebesar 139,5 kg
/tahun. Untuk menjamin ketersediaan pangan, berbagai pihak terkait
melakukan berbagai upaya. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian
misalnya telah mencanangkan diversivikasi pangan yang akan dijalankan
pada tahun 2018 ini. Program ini merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu. Namun, pengganti
beras dan terigu tersebut harus bersumber dari komoditas lokal
bernutrisi dan aman untuk dikonsumsi.
untuk
mendukung program diversivikasi pangan dan mengurangi konsumsi beras,
dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat, memanfaatkan buah
lindur (Bruguiera gymnorrhiza) sebagai bahan pembuatan beras analog
dengan cara mengombinasikannya dengan sagu dan kitosan. Beras analog
adalah beras yang diproduksi tidak dengan ditanam di sawah, melainkan
diproduksi di pabrik dengan mengolah dari bahan-bahan pangan yang ada.
Inovasi
ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS, dosen sekaligus Guru
Besar Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
(FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) beserta dua rekannya Taufik
Hidayat dan Pipih Suptijah. Penemuan ini merupakan salah satu dari empat
karya Prof. Nurjanah yang berhasil terpilih sebagai empat dari 109
inovasi Indonesia tahun 2017 yang diumumkan oleh BIC (Business
Innovation Center) pada 9 Agustus 2017 lalu.
Buah
lindur yang digunakan merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak
ditemukan di Indonesia dan memiliki karbohidrat yang sama dengan beras.
Menurut Nurjanah, timnya menggunakan buah lindur karena buah ini
merupakan sumber karbohidrat, terlebih produksinya yang melimpah di
Indonesia. Nurjanah menambahkan, salah satu upaya untuk menghindari
ketergantungan beras masyarakat Indonesia adalah diversifikasi pangan
dengan memanfaatkan sumber karbohidrat lokal sebagai produk pangan
misalnya beras analog.
Sementara
itu, Taufik Hidayat menambahkan bahwa beras analog ini mengandung
banyak serat dan sangat cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes. Tim
memilih kombinasi buah lindur dengan sagu karena menurutnya sagu
termasuk komoditas penting yang belum termanfaatkan secara optimal.
Selain itu, Prof Nurjanah juga menggunakan kitosan sebagai bahan
pengikat dan penstabil. Kitosan adalah senyawa polimer alam yang
diisolasi dari limbah perikanan seperti udang, cangkang kepiting dan
lain-lain. Taufik menjelaskan, kitosan memiliki sifat yang sama dengan
bahan pembentuk tekstur sintesis yang dapat memperbaiki penampakan dan
tekstur suatu produk karena memiliki daya pengikat air dan minyak yang
kuat dan tahan panas. Dari hasil penelitian Prof Nurjanah dan dua
rekannya, didapati bahwa tepung buah lindur dapat menjadi alternatif
subtitusi terigu karena mengandung karbohidrat yang tinggi yakni 86,10
persen. Sedangkan formulasi beras analog terbaik adalah kombinasi 70
persen tepung lindur, 30 persen tepung sagu, dan kitosan 0,5 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar