Rabu, 09 Mei 2018

http://www.pelitasatu.co.id/2018/01/16/dosen-ipb-teliti-buah-lindur-sebagai-bahan-pembuatan-beras-analog/

BOGOR – Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras tertinggi di dunia, yaitu 139,5 kg/kapitalisme/tahun. Untuk mengurangi konsumsi beras, dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) manfaatkan buah lindur sebagai bahan pembuatan beras analog dengan mengkombinasikannya dengan sagu dan kitosan.
Beras analog adalah beras yang diproduksi tidak dengan ditanam di sawah, melainkan diproduksi di pabrik dengan mengolah dari bahan-bahan pangan yang ada.
Inovasi ini merupakan salah satu dari empat karya Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS, dosen sekaligus Guru Besar Teknologi Hasil Perairan, FPIK, IPB yang terpilih sebagai empat dari 109 inovasi Indonesia tahun 2017 yang diumumkan oleh BIC (Business Innovation Center) pada tanggal 09 Agustus 2017 lalu.
Beras analog dari buah lindur yang dikombinasikan dengan sagu dan kitosan merupakan inovasi dari penelitian Prof Nurjanah bersama dua rekannya yakni Taufik Hidayat dan Pipih Suptijah.
Buah lindurnya yang digunakan merupakan mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia dan memiliki karbohidrat yang sama dengan beras pada umumnya. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang sangat berguna bagi masyarakat terutama pada daerah pesisir.
“Salah satu upaya untuk menghindari ketergantungan beras masyarakat Indonesia adalah diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber karbohidrat lokal sebagai produk pangan misalnya beras analog. Kami menggunakan buah lindur karena buah lindur merupakan salah satu buah yang merupakan sumber karbohidrat, terlebih produksinya yang melimpah di Indonesia,” terangnya.
Rekan penelitian Prof Nurjanah, Taufiq Hidayat mengungkapkan bahwa beras analog ini low indeks glikemik, banyak serat dan sangat cocok bagi penderita diabetes. Adapun kombinasi buah lindur dengan sagu karena menurutnya sagu termasuk komoditas penting yang belum termanfaatkan secara optimal. Selain itu, Prof Nurjanah juga menggunakan kitosan sebagai bahan pengikat dan penstabil.
“Kitosan memiliki sifat yang sama dengan bahan pembentuk tekstur sintesis yang dapat memperbaiki penampakan dan tekstur suatu produk karena memiliki daya pengikat air dan minyak yang kuat dan tahan panas,” tambahnya.
Dari hasil penelitian Prof Nurjanah dan dua rekannya, didapati bahwa tepung buah lindur dapat menjadi alternatif subtitusi terigu karena mengandung karbohidrat yang tinggi yakni 86,10 persen. Sedangkan formulasi beras analog terbaik adalah kombinasi 70 persen tepung lindur, 30 persen tepung sagu, dan kitosan 0,5 persen.

link terkait :http://www.pelitasatu.co.id/2018/01/16/dosen-ipb-teliti-buah-lindur-sebagai-bahan-pembuatan-beras-analog/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar