Selasa, 08 Mei 2018

Waktu akan Mengobati , Tak usah kau Sesali

Dalam pepatah arab kita sering mendengar waktu adalah ibarat pedang yang menghunus, kejam kelihatannya, dan juga sering sekali kita juga mendengar bahwa waktu adalah uang. sebegitunya waktu, sehingga kemahalannya tak terbeli dan sulit untuk kembali.

Waktu juga adalah proses pembelajaran, mulai dari dimensi waktu terkecil, detik, menit, jam, hari, dan hingga dimensi tertinggi. waktu juga seiringan dengan hidup sehingga dalam memaknai hidup seseorang pasti akan melihat waktu yang telah dia lalui.

Saya salah satu yang mempercayai waktu akan memberikan kegembiraan meskipun dalam hidup ini kita tidak terlepas dari resah dan gelisah, apalagi diselimuti disetiap permasalahan. Terkadang waktu jadi sasaran korban untuk disalahkan, sehingga muncul andai ini, andai begitu, jika saja waktu itu..... banyak muncul konotasi negatif, sehingga begitu kerasnya pepatah arab mengibaratkan waktu itu ibarat pedang..


dalam pengalaman hidup, saya juga merupakan salah satu yang percaya waktu merupakan salah satu cara untuk kita memahami hidup. Pernah pada tahun 2014, saya pernah menghadiri seminar di untirta serang, dan 2 tahun kemudian saya ternyata harus mencari rezeki disana. Begitu juga Tahun 2016, saya menghadiri Kongres Teknologi Nasional di Thamrin yang diselenggarakan BPPT, entah kenapa 2 tahun kemudian saya mengabdi disana. Begitulah waktu, waktu menuangkan semua memori kita untuk melihat kembali jalan hidup yang kita lalui. Semua yang kita dulu anggap sebagai memori perjalanan saja, ternyata Tuhan memang sudah menyiapkan waktu yang terbaik untuk kita, dengan siapa kita bertemu, peristiwa apa yang terjadi, semuanya berangkai, dan waktu menyempurnakan semua itu dengan kondisi yang kita tidak sadari.


waktu juga pernah menjadi penyesalan saya. Ibu saya meninggal disaat saya jauh dipangkuan beliau. dan lagi -lagi waktu mengajari saya, jika Ibu saya masih hidup mungkin ibu saya akan menderita dengan penyakit, waktu telah ditentukan untuk memang Ibu saya pergi. Dan waktu itu, saya tidak bisa mengatakan tidak siap, saya memang harus siap ditinggalkan ibu, dan meneruskan perjuangan beliau.


dan memang akhirnya waktu akan mengobati semua perjalanan,  memang tidak ada harus yang kita sesali, kita semua berjuang untuk menjemput takdir, berikhitar, dan melewati waktu dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar